Menyikapi Kondisi Bangsa, Passer Indonesia Serukan Tokoh Lintas Agama Turun Meredam Amarah Rakyat
radarportaljatim
Gresik,2 September 2025 — Situasi kerusuhan yang terjadi di berbagai daerah belakangan ini menimbulkan keprihatinan mendalam dari berbagai elemen masyarakat. Ketegangan sosial yang semakin meningkat akibat aksi provokasi kepentingan telah memicu pertikaian antarsesama anak bangsa. Keadaan yang semakin tidak terkendali dinilai dapat mengancam persatuan dan keutuhan negara.
Merespons situasi tersebut, Ketua Umum Ormas Passer Indonesia, Abdul Rokhim, SH., mengeluarkan seruan penting kepada seluruh tokoh lintas agama dan tokoh masyarakat untuk segera turun tangan menenangkan gejolak di tengah masyarakat.
“Situasi sudah anarkis, menjurus pada aksi pengrusakan fasilitas umum dan penjarahan. Saat ini tidak perlu lagi diperdebatkan siapa yang salah dan menjadi penyebab utama. Yang lebih penting adalah meredam segala pertikaian. Ini menjadi tugas berat para tokoh dan pemimpin bangsa untuk duduk bersama dan mengakhiri amuk massa yang semakin meluas,” ujar Abdul Rokhim dalam pernyataannya, Senin (2/9).
Ia menegaskan bahwa korban jiwa dan kerugian materi terus bertambah, dan kondisi ini akan semakin memburuk jika tidak segera disikapi dengan bijaksana. Menurutnya, ketegasan aparat tetap dibutuhkan, namun harus mengedepankan pendekatan humanis, bukan kekerasan bersenjata.
“Dalam situasi tidak terkendali pasti ada faktor kriminal yang menyusup. Tindakan represif seperti penembakan terhadap perusuh justru akan memperkeruh suasana. Di sinilah pentingnya peran para tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam menenangkan amarah massa dengan pendekatan emosional,” lanjutnya.
Passer Indonesia secara resmi menghimbau kepada seluruh elemen bangsa, tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau pandangan politik, untuk bersatu dan bergerak cepat dalam meredam potensi konflik horizontal yang kian melebar.
Abdul Rokhim juga menyoroti pentingnya momen ini sebagai pelajaran bersama untuk memperkecil jurang perbedaan sosial, politik, dan ekonomi. Ia menekankan bahwa suara rakyat harus lebih didengar oleh para pemangku kebijakan.
“Dalam setiap gejolak politik, yang paling terdampak selalu rakyat. Padahal, rakyatlah pemilik kedaulatan sejati. Para pemimpin harus mengingat bahwa tanpa persetujuan rakyat, mereka tidak akan bisa duduk di kursinya sekarang. Ini saatnya kita bersama membenahi krisis multidimensi yang terjadi,” tegasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan ajakan agar semua pihak menolak anarkisme dan kembali kepada nilai-nilai luhur bangsa.
“Anarkisme bukan budaya bangsa Indonesia. Mari duduk bersama rakyat, lahirkan keputusan yang lahir dari dialog dan saling percaya. Tokoh masyarakat dan tokoh agama yang bersih dari kepentingan politik justru harus diberi ruang lebih besar dalam proses membangun kepercayaan publik,” pungkas Abdul Rokhim.
(Red: Iwan)
Editor yy


Post a Comment