Asal-Usul Suku Tengger di Lereng Bromo, Jejak Sejarah desa Walandit yang Terlupakan
Radar portaljatim. Site
Sidoarjo,1 Mei 2025 Asal-usul Suku Tengger yang mendiami lereng Gunung Bromo menyimpan kisah sejarah panjang yang belum banyak diketahui masyarakat luas. Berdasarkan penuturan seorang paranormal asal Sidoarjo yang enggan disebutkan namanya, kisah ini berawal dari sosok pemuda bernama Sultan Raja Pati, seorang keturunan bangsawan yang masih memiliki trah keluarga besar Raja Hayam Wuruk.
Diceritakan bahwa Sultan Raja Pati bersama istrinya, Sri Bawono, membabat hutan belantara di kawasan lereng Gunung Bromo yang saat itu belum berpenghuni dan belum terdapat satu bangunan pun. Di tempat itulah ia mendirikan sebuah bengkel pande besi yang digunakan untuk membuat persenjataan, dan Cikar alat transportasi hasil karya cipta dari desa Walandit yang karyanya pernah dikirim kan ke Jugjokerto Jawa Tengah,menandakan awal mula peradaban di wilayah tersebut.
Namun, takdir berkata lain. Sultan Raja Pati meninggal dunia saat masih muda, meninggalkan seorang anak laki-laki bernama Joko Tengger yang baru berusia 12 tahun.
Pada tahun 1399, Joko Tengger melanjutkan jejak kepemimpinan sang ayah. Ia mulai membangun tempat-tempat pemujaan yang kelak menjadi cikal bakal upacara adat Kasodo, sebuah ritual puja puji syukur kepada Dewa Brahma yang hingga kini masih dilestarikan oleh masyarakat Tengger.
Joko Tengger menikah dengan Sekar Cendono Wangi dan dikaruniai tiga anak: Jaka Laksana, Hartiningsih, dan Huga Udayana. Sayangnya, dua dari kelima anak mereka meninggal saat masih kecil.
Menurut sumber tersebut, banyak situs peninggalan bersejarah dari masa awal suku Tengger yang kini diyakini masih terkubur di wilayah Desa Walandit, menanti untuk digali dan diteliti lebih lanjut.
Kisah ini memberikan gambaran tentang asal-usul masyarakat Tengger yang selama ini dikenal sebagai penjaga tradisi dan spiritualitas di kawasan Bromo.(Red)
Editor yaya
Post a Comment