Kondisi Gedung SDN Lombang Laok 2 Tidak Layak, Masyarakat Pertanyakan Kemana Larinya Dana BOS
RADARPORTALJATIM.SITE
BANGKALAN,–Ironis, di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 yang seharusnya menjadi momentum kebanggaan bangsa, kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Lombang Laok 2, kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan justru jauh dari kata merdeka. Siswa-siswi terpaksa harus belajar ditengah kondisi gedung sekolah yang jauh dari kata layak.
Pantauan di lapangan, sejumlah ruang kelas terlihat dindingnya retak, atap bocor, dan lantai yang sudah tidak layak menjadi saksi betapa “kemerdekaan” belum benar-benar dirasakan oleh dunia pendidikan di pelosok Bangkalan.
Pemandangan memilukan ini membuat masyarakat geram. Mereka mempertanyakan transparansi penggunaan dana BOS, sedangkan kenyataan dilapangan kondisi gedung masih sangat memprihatinkan.
“Sudah bertahun-tahun sekolah ini kondisinya seperti ini, lalu kemana larinya Dana BOS yang setiap tahunnya di gelontorkan oleh pemerintah,"Ungkap warga sekitar yang namanya tidak mau di publikasikan.
Warga bahkan menuding ada indikasi pembiaran dari pihak terkait. Mereka menilai pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan seolah menutup mata terhadap kondisi sekolah yang sangat memprihatinkan ini.
“Kami khawatir kondisi gedung yang seperti ini sengaja dibiarkan oleh pihak sekolah, karena sampai sekarang belum ada perbaikan apapun, malah tambah parah, ini bukan lagi sekadar soal bangunan, tapi soal masa depan pendidikan anak-anak kami. Jangan biarkan mereka belajar dalam kondisi berbahaya dan tidak pantas disebut sekolah,” tegas warga lainnya dengan nada kecewa.
Mirisnya lagi, peringatan HUT ke-80 RI yang harusnya menjadi momentum refleksi justru berubah menjadi tamparan keras. Fakta ini menegaskan bahwa jargon pemerataan pendidikan masih sebatas retorika, sementara realitas di lapangan jauh dari itu.
Sementara itu, Kepala sekolah SDN Lombang Laok 2 Ketika dikonfirmasi jurnalis Jatiminfo.id melalui WhatsApp pribadinya, Abdul Wahed hanya menuliskan singkat, “Muridnya hanya 44 mas.”
Respons tersebut memicu kekecewaan warga yang berharap ada penjelasan serius mengenai kerusakan, maupun upaya perbaikan bangunan sekolah tersebut.
“Jawaban seperti itu jelas menghindar dari persoalan. Masalahnya bukan jumlah murid, tapi kondisi gedung yang rusak parah. Apa mau dibiarkan begitu saja?” tegas salah seorang warga dengan nada kesal.
Masyarakat menilai pernyataan kepala sekolah itu semakin memperlihatkan adanya indikasi pembiaran terhadap kondisi gedung sekolah.
Mereka juga meminta agar Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan bersama Inspektorat segera turun tangan melakukan audit menyeluruh. “Kami curiga ada yang tidak beres. Sudah bertahun-tahun ada dana BOS, tapi kondisi sekolah bukannya membaik, malah tambah parah,” tegasnya.
Menurutnya, audit penting dilakukan untuk memastikan transparansi anggaran serta mencegah adanya penyalahgunaan dana.
“Kalau memang Dana BOS dipakai sesuai aturan, seharusnya ada perbaikan minimal. Ini kan nihil sama sekali. Jangan-jangan dananya tidak sampai ke peruntukan yang sebenarnya.” Pungkasnya.
Diwaktu terpisah, Kepala Bidang (Kabid) SD, Ali Yusri Purwanto, S.E., MM., menegaskan bahwa status tanah sekolah masih menjadi salah satu kendala dalam proses pengajuan perbaikan.
“Kita lihat dulu status tanahnya mas, kalau sudah milik Pemkab insyaallah akan kami prioritaskan,” Ucap Yusri menanggapi kondisi gedung SDN Lombang Laok 2.
( MzL )



Post a Comment