MAKAM KUNO MBAH KAWI TERDAMPAK LUMPUR LAPINDO, KINI MERANA
Radar portaljatim. Site
Sidoarjo. - Situs makam kuno Mbah Kawi di Porong, Kabupaten Sidoarjo, diduga sempat terdampak lumpur. Kondisinya makam yang diyakini Pra Majapahit ini terletak di Desa Jatirejo, Porong.
Dari cerita folklor warga, makam Mbah Kawi, diakui leluhur mereka sudah ada sejak sebelum kerajaan Majapahit.
Media ini pun mendatangi lokasi dan mencari keterangan lisan. Di sana bertemu Mbah Ji, juru kunci makam kuno di Desa Jatirejo, Kecamatan, Porong, Sidoarjo, Jumat (9/5/2025) ini⁶.
Menurut Mbah Ji, makam Mbah Kawi, diakui sebagai makam kuno namun tidak terawat. Dari cerita nenek moyang dan leluhurnya, makam itu adalah masih kerabat kerajaan sebelum Majapahit.
"Makam ini sudah ada sejak lama, sebelum ada Majapahit," ujar Mbah Ji.
Lokasi makam berada di sebelah barat Jalan Surabaya-Malang 50 meter dari dari Jalan raya berdampingan dengan tower Sutet, masuk kawasan Desa Jatirejo, Kecamatan Porong.
Ketika bencana lumpur Lapindo, pada 2006, makam tak terawat dan ditambah semua warga telah meninggalkan kampung, otomatis tidak ada yang mengurus.
Beberapa tahun kemudian ada warga rela menjadi juru kunci makam, Mbah Ji (70). Dia berusaha merawat dan membersikan kembali makam kuno, Mbah Kawi, sekitar periode 2015.
Setelah itu barulah kondisi makam bersih dan banyak peziarah datang untuk kirim doa ke Mbah Kawi.
Rumput tinggi, kumuh, tak berpagar, reyot, nisan berserakan, sudah tidak ditemui lagi. Kini semua sudah bersih dan nyaman bagi peziarah.
"Saya dibantu Mas Andik, bertugas merawat makam Mbah Kawi," ujarnya.
Menrutnya, makam kuno era pra Majapahit ini dulunya dikepung rumah warga..
Kini sudah lima tahun dia merawatnya. Namun diakui belum ada Pemda yang datang.
"Untuk sarana bangunan saya patungan dengan teman-teman, semisal bikin sumur dan kamar mandi umum," ujarnya.
Donasi dari peziarah terus dikumpulkan dikit demi sedikit, ditambah uang pribadi. Sedangkan tanah untuk pagar masih memakai lahan BPLS.
"Saya berharap semoga ada donatur yang sudi membantu pemeliharaan malam kuno Mnah Kawi ini. Semisal bikin atap, ruang kanopi, kamar mandi, dan tempat istirahat peziarah," ujarnya.
Salah satu pengunjung, bernama Aminatus Solicha (32), asal Tanggulangin, mengaku ziarah ke makam ini karena mendapat petunjuk dari mimpi.
"Saya yakin mimpi itu dari alam sini, menyuruh saya ziarah ke makam ini, Mbah Kawi," ujarnya.
Kebetulan setiap malam Jumat, makam ini ramai dikunjungi peziarah. Untuk itu dia memohon ke pemerintah setempat untuk membangun sarana penunjang.red(luq)
Post a Comment